Thursday, September 6, 2012

Surat untukmu, di Penghujung Bulan Ramadhan

Kali ini dibawah langit malam, di penghujung bulan Ramadhan.

Setidaknya saya mau mencoba jujur, meski hanya untuk diri sendiri. Bukankah bulan puasa sebaiknya jangan berbohong? Dan saya mau mencobanya dengan tidak menipu diri saya sendiri.

Sampai saat ini saya masih disini, terus menerus memunculkan harapan yang tanpa sadar bahwa waktu begitu cepatnya berlalu.

Tanpa sadar sudah menghabiskan waktu yang sudah sangat cukup lama untuk hanya "diam" dan "berharap".
Bukan tidak mungkin, karena sampai sekarang pun, semua kejadian masih tercetak jelas dalam memori saya. Seakan-akan disimpan secara permanen dan memang tidak bisa dihapus meski dengan cara apapun.
Apa ini salah saya?
Apa ini mau saya?
Apa ini keinginan saya, memaksakan kembali semuanya hadir terus menerus, tak ada bosannya?

Karena aya sendiri sudah mencoba untuk menghindar, tapi tetap saja sulit. Sulit karena entah ada saja hal yang muncul mengkaitkan kamu atau apapun itu.

Sekarang, apa yang ada di benak saya?
Apa ini pertanda?
Apa ini cuma angan-angan belaka?
Kalau hanya angan-angan belaka, mengapa hal ini terus menerus hadir dan anehnya saya terkadang menikmatinya.
Bahkan menumbuhkan harapan yang tanpa saya sadari makin lama makin menumpuk.

Apa saya salah? Apa yang yang saya lakukan itu salah? Berlebihan?
Setidaknya saya percaya dan masih yakin bahwa ini kekuasaan Tuhan. Bahkan saya sempat berpikir bahwa memang ini cara Tuhan untuk terus melingkupi saya dengan kamu sampai waktu yang telah ditetapkanNya.

Hanya diam bukan cara yang tepat, bukan? Jodoh pun tidak akan pernah bisa didapatkan juga tanpa adanya usaha. Ya, meskipun jodoh itu biar Tuhan yang mengaturnya.
Dan mungkin, Tuhan telah menetapkan saya dan kamu lewat pertanda-pertanda yang tanpa kita sadari itu adalah takdir dan caraNya?
Terkadang orang mencemooh, tapi bahkan saya sendiri belum pernah menemukannya pada orang lain.
Jadi seketika pula pemikiran saya berubah, biarlah orang menertawai saya.
Karena hal ini, saya yang merasakannya, Tuhan yang memberikannya, bukan mereka.

Saya ingin mencoba mempercayainya, tapi rasanya tetap saja percuma kalau saya saja yang mempercayainya dan tidak berlaku untuk kamu.

Ya, memang tidak ada keterikatan. Dari dulu sampai sekarang.
Tapi ada satu hal,
Karena saya masih menjaga janji itu.
Janji sederhana, tapi buat saya itu lebih dari sekedar sederhana.
Boleh kah saya menagihnya?
Boleh kah saya masih terus melanjutkan impian-impian saya?
Boleh kah saya mendengarnya dan menerima balasan kejujuran saya?
Setidaknya dengan itu, semoga saya bisa bernapas lega.

Di penghujung Ramadhan, saya ingin jujur padamu.
Saya mencintai orang yang telah mengajarkan saya untuk mencintai Allah dan RasulNya.
Dari dulu
sampai sekarang..

***

"Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,
Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
Dan sesungguhnya kepada Tuhanmu lah kesudahnnya (segala sesuatu),
Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,
Dan sesungguhnya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,
Dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan,.."


Kamu tahu? Ini salah satu Qur'an Surat yang paling saya sukai..
Dan ini kudedikasikan untukmu..
Saya menunggu balasanmu..

:')

15 Agustus 2012
untuk seseorang yang entah apa kabarnya..

No comments: