Tuesday, March 20, 2012

Pelajaran Hari Ini Tentang Organisasi

Hati-hati berbicara, kerna jika tidak hati-hati bisa salah persepsi..

Bener. Bener banget. Dan alhamdulillah hari ini gue belajar banyak mengenai "kondisi diluar" seperti apa. Mungkin beberapa hari ini betul-betul hari yang membutuhkan pemikiran keras, emosi ga terkontrol, dan kalau ga kuat yaaa nyerah.

Sayangnya, gue bukan seperti itu dan akan mau seperti itu.

Berdasarkan dari apa yang gue alami akhir-akhir ini mengenai organisasi, nggak tahu kenapa tangan gue gatel banget buat nulis unek-unek gue. Lagi-lagi gue nggak mau berteori. Ini "pure" banget buat belajar bersama, diterima ataupun ga, silahkan.

No judge for someone, groups, team, and everything. Just, "c'mon, we learn together about this!"

Organisasi itu ga sekedar teori dari para ahli aja, tapi ada hal-hal penting yang "sebaiknya" kita lirik.

1.
Gue setuju, sangat setuju banget dengan kata-kata dosen gue. Beliau pernah bilang "Buku-buku tentang kepemimpinan sampai sekarang masih dicari, masih dipelajari oleh orang-orang. Tapi kenyataannya, memang menjadi seorang pemimpin bukan hal yang mudah bagi setiap orang. Tetapi, jika dia berhasil menjadi pemimpin, dia akan dikenang, bahkan sepanjang masa"

Ya, jadi pemimpin itu ga mudah. Dimana seorang pemimpin harus MAU mendengar bawahannya, MAU bersikap demokratis memberikan kesempatan bagi bawahannya berpendapat dan mencoba mem-mix-kan menjadi suatu keputusan bersama, BERANI mengambil resiko dari setiap keputusan yang ditetapkan ASAL tetap perhatikan tujuan dan feedback untuk bawahannya (jangan bawahannya kena sial dari keputusan dia), RELA memberikan waktunya hanya sekedar tahu masalah organisasinya, BUKAN yang selalu menganggap dia yang paling benar sehingga menyalahkan orang lain dan mencoba mencari cara buat menutupi kesalahannya tapi justru mau belajar dari kesalahannya itu.

Tau kan sifat Rasulullah? Sidiq (Benar), Fathonah (Cerdas), Tabligh (Menyampaikan), dan Amanah (dapat dipercaya).
Tidak akan ada yang bisa mengalahkan pemimpin terhebat sekaliber Nabi Muhammad SAW, tapi boleh dong kalau berpanutan sama beliau? Bahkan disarankan malah.

2.
Kata dosen gue lagi nih. Ada Filosofi kodok/katak. Dimana seekor katak dicemplungin ke panci berisi air panas dan akibatnya? Si katak loncat dong. Tapi coba kalo si katak ditaro dulu di panci dengan isi air dingin, kan dia ga kaget tuh, malah seneng bisa main-main air dulu, lama-lama baru dihangatkan airnya, hingga akhirnya si katak ga sadar kalau dia lagi "dimasak".

Intinya gini. Budaya organisasi ga akan bisa diubah dengan cara "perubahan keseluruhan dan mendadak", yang ada malah menimbulkan ketidaknyamanan sama pengurus atau anggotanya dan akibatnya? Tahu lah yaaa..
Yang seharusnya dilakukan itu, lakukanlah perubahan budaya sedikit demi sedikit. Perlahan-lahan tapi pasti. Supaya semua ga secara langsung merasakan perubahan secara drastis dari biasanya. Ada lho orang yang rentan sama perubahan drastis dan itu biasanya berdampak (dalam organisasi) sama kinerjanya dia.

3.
Lagi-lagi kata dosen gue, Ada 4 tipe pemimpin dan bawahan. Nih urutannya.
1. Pemimpin yang semangat, bawahan juga semangat
2. Pemimpin yang semangat, bawahan ga semangat
3. Pemimpin ga semangat, bawahan semangat
4. Pemimpin ga semangat, bawahan juga ga semangat.

Maksudnya? Iya, kalau pemimpinnya semangat buat menciptakan hal-hal untuk mencapai visi misi si organisasi ditambah bawahannya juga semangat, pasti kerja bakalan cepat dan kemungkinan berhasil lebih besar. Toh kedua-duanya semangat. Kalaupun gagal, sedihnya nggak berlebihan. Yaaa lagi-lagi karena ngerjainnya bareng-bareng.

Terus kenapa poin kedua kayak gitu? Pemimpin megang peranan penting banget di organisasi. Kalau bawahannya ga semangat tapi ketuanya semangat, setidaknya akan punya kesempatan kegiatan bisa cepat terselesaikan karena keputusan yang menetukan kan pemimpin. Tapi coba kalo pemimpinnya yang nggak semangat tapi bawahannya semangat? Dikala bawahannya udah semangat banget merancang suatu hal dan yakin ini bagus banget buat visi misi organisasi itu sendiri, tapi si pemimpin ga semangat bahkan apatis. Ya udah, ke laut aja lo.

Apalagi yang terakhir. Satu kata dari gue,"DIE".

4.
Sebenernya sih kata-katanya gini.
Kesuksesan perusahaan ditentukan dari 4 hal :
1. Knowledge
2. Ability
3. Attitude
4. Aptitude
Tapi menurut gue, ini ga mesti buat perusahaan aja ah. Buat mencapai kesuksesan, setiap orang harusnya punya keempat hal ini.
Orang pinter aja ga cukup tanpa ketiga hal yang dibawahnya. Tapi dia juga harus punya keterampilan lain, mampu bersikap dan bertindak yang baik terhadap orang lain, bahkan memiliki kepekaan tersendiri buat orang lain.
Itulah mengapa banyak orang Indonesia pinter-pinter tapi tingkahnya kacau. Merasa paling oke dan memandang rendah orang lain. Begitu juga dengan organisasi, sepinter apapun kita tapi ketika bersosialisasi sama orang, ga ada salahnya dan ga merugikan diri sendiri juga kan dengan bersikap sopan?

5.
Agak mirip di atas, kata dosen gue lagi nih,
"Orang pinter itu di Indonesia banyak, yang aktif, pinter berorasi banyak sekali. Tapi untuk yang peka sama sekitarnya. Jarang."

Iya juga sih bu. Rasa peka satu sama lain dari masyarakat kita kurang. Dan ga terkecuali di organisasi. Terkadang sibuk aja sama divisinya sendiri. Atau sibuk aja sama "kewajiban" perorangan masing-masing. Ga peduli dengan divisi lain, ga peduli dengan kondisi di luar sana, dsb. Dan bener juga, sudah seharusnya tradisi kayak gini dimusnahkan.

6.
Di organisasi yang lebih penting adalah bagaimana menciptakan kenyamanan bagi pengurus+anggotanya do organisasi itu dibandingkan harus menghukum satu sama lain.

Ngerti lah ya maksudnya apa? Haha..

7.
"Ada 2 pilihan utama dalam kehidupan, yaitu menerima kondisi apa adanya atau menerima tanggung jawab untuk mengubah kondisi tersebut"

Kalau ada kesalahan, organisasi yang bijak, pemimpin yang bijak, pengurus yang bijak pasti pilih pilihan yang kedua. Seberat apapun kesalahan yang dilakuin, yaa harus tanggung jawab. Kalau kata orang nih ya, enak ga enak yaa emang ga enak. Salah tuh kalau ada yang bilang, enak nggak enak yaaa enak-enakin.

8.
Lakukanlah semua kewajiban dari organisasi bukan karena TAKUT tapi karena sadar bahwa ini ORGANISASI saya dan saya harus MENDUKUNG sepenuhnya.

Bener deh, tingkah yang kayak gini nih ya nggak banget. Kalau (lagi-lagi) kata dosen gue justru hal karena TAKUT itu yang menyebabkan orang bekerja dibawah standar. Tapi coba kalau dari masing-masing introspeksi diri, kita mau organisasi buat apa sih? Plis, masuk organisasi juga bukan buat nge-babu juga kali yaa. Atau ikut organisasi bukan buat SIAP menerima hukuman setiap saat. Tapi sadar kalau ikut organisasi yaa menjalankan visi-misi dan mendukung setiap kegiatan yang berkaitan dengan visi-misi tersebut.

Masih banyak sih ya.. sementara segini dulu. Sudah malam dan besok gue harus kuliah pagi-pagi layaknya anak sekolahan. Jadi..

Terakhir dari gue,

"Saya sering salah. Tetapi saya hanya bersedih sebentar, karena kesalahan adalah tanda bahwa saya bisa segera benar. Setelah itu saya menjadi tegar kembali dan bersyukur karena menjadi pribadi yang lebih kuat dan sigap bagi kemungkinan salah berikutnya" (Mario Teguh)

Ya, siapapun dia, gue, lo, kalian, ibu-bapak, dosen, para ahli pasti punya salah. Ga ada yang kagak punya salah, tapi bagaimana caranya supaya kesalahan itu jadi pembelajaran dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dan siap untuk kemungkinan salah yang lainnya.

Night! :)






No comments: