Enam tahun bukan waktu yang lama untuk melupakan, bukan?
Semuanya bisa terhapus seiring berjalannya waktu, dan enam tahun itu bisa jadi jangka waktu yang tepat untuk melupakan apapun.
Bahkan semua yang dulu dianggap hal yang menyenangkan dan luar biasa, bisa dibinasakan layaknya kertas yang tintanya sudah memudar, mulai menghapus kalimat-kalimat yang tertulis disana.
Dan saya rasa, kamu juga begitu.
Saya tidak mau menciptakan teori, ini hanya pemikiran saya saja.
Malam ini, rasanya ingin sekali berteriak. Melepaskan semua perasaan yang entah saya sendiri sudah lelah untuk merasakannya. Tapi saya tidak kuasa berteriak seperti adanya, hanya bisa dalam hati saja.
Hanya dalam hati saja.
Ya, God is the best listener. You don't need to shout not cry out load because the hears even the very silent prayer of a sincere heart.
Galau? Haha, setiap manusia pasti pernah merasakan galau. Itu hal yang wajar dan manusiawi menurut saya. Hanya saja saya mengingat satu hal, ""Wahai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153) atau Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya (yang demikian itu) sulit, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Q.S. Al-Baqarah: 45).
Wah, saya juga bukan orang yang "ngerti banget" sama hal begini, tapi saya yakin satu hal terhadap agama saya. Al-Qur'an dan Hadist itu sudah yang terbaik untuk solusi berbagai permasalahan di dunia yang tidak ada henti-hentinya. Dan galau, dalam artian sesungguhnya,"kondisi dimana pikiran orang sedang kacau, kusut" dan itu tandanya butuh "sesuatu" pertolongan kecil sekalipun sederhana, tapi setidaknya bisa "melegakan" hati, bukan?
Saya lelah. Rasanya saya ingin memilih pilihan yang pertama.
Hentikan ya Allah. Harus dengan apalagi saya menghilangkannya kalau bukan dengan bantuanMu?
Saya benci dia, bukan begitu perasaan yang sebenarnya?
Salah, saya benci perasaan saya, yang tak pernah hilang hanya untuk orang seperti dia.
Allah, enam tahun seharusnya menjadi waktu dimana saya bisa melupakan segalanya, bukan? Tapi kenyataannya, sampai sekarang, semuanya tidak pernah lepas dan bahkan sulit dilepas dalam memori saya?
Bisakah kau berikan saya "virus" supaya kenangan itu terdeteksi terkena "virus" tersebut dan saya akan lebih mudah untuk menghapusnya?
Saya sudah menyerah, untuk hal ini..
***
Majubomyeo nanudeon yaegideul
uridulman aratdeon yaegideul
jiulsueomnabwa beorilsuneomnabwa
itjimotanabwa
[Indonesian translation:. http://haerajjang.wordpress.com]
Saat bertemu kita berbagi cerita, cerita dimana hanya kita berdua yang tahu
Sepertinya aku tak dapat menghapus, membuang, dan melupakannya
Aku mengedarkan pandangan ke jalan cukup lama
Kenangan yang kusukai saat melewati jalan ini
terus menerus muncul sehingga menghentikan langkah kakiku
Setelah sekian lama hingga saat aku datang kemari saat ini
Aku merindukan masa itu, hingga tanpa sadar aku memikirkan kehidupan saat itu
Karena dirimu yang terus menerus melangkah di mataku
Kenangan saat-saat menghabiskan waktu bersama seperti bintang bertaburan, namun
bagaimana dengan dirimu?
Orang-orang terlihat bahagia
Semuanya bisa terhapus seiring berjalannya waktu, dan enam tahun itu bisa jadi jangka waktu yang tepat untuk melupakan apapun.
Bahkan semua yang dulu dianggap hal yang menyenangkan dan luar biasa, bisa dibinasakan layaknya kertas yang tintanya sudah memudar, mulai menghapus kalimat-kalimat yang tertulis disana.
Dan saya rasa, kamu juga begitu.
Saya tidak mau menciptakan teori, ini hanya pemikiran saya saja.
Malam ini, rasanya ingin sekali berteriak. Melepaskan semua perasaan yang entah saya sendiri sudah lelah untuk merasakannya. Tapi saya tidak kuasa berteriak seperti adanya, hanya bisa dalam hati saja.
Hanya dalam hati saja.
Ya, God is the best listener. You don't need to shout not cry out load because the hears even the very silent prayer of a sincere heart.
Galau? Haha, setiap manusia pasti pernah merasakan galau. Itu hal yang wajar dan manusiawi menurut saya. Hanya saja saya mengingat satu hal, ""Wahai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153) atau Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya (yang demikian itu) sulit, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Q.S. Al-Baqarah: 45).
Wah, saya juga bukan orang yang "ngerti banget" sama hal begini, tapi saya yakin satu hal terhadap agama saya. Al-Qur'an dan Hadist itu sudah yang terbaik untuk solusi berbagai permasalahan di dunia yang tidak ada henti-hentinya. Dan galau, dalam artian sesungguhnya,"kondisi dimana pikiran orang sedang kacau, kusut" dan itu tandanya butuh "sesuatu" pertolongan kecil sekalipun sederhana, tapi setidaknya bisa "melegakan" hati, bukan?
Dan itu yang saya lakukan, setelah shalat, saya juga bercerita panjang lebar padaNya. Hal yang lumrah bukan, untuk bercerita tentang apa yang kita rasakan, apa yang kita inginkan, apa yang kita rasa itu "berat". Karena Dia sebaik-baik tempat curhat yang kita miliki.
Ya, saya ingin meminta agar perasaan saya dihentikan terhadapnya. Perasaan yang sia-sia, perasaan yang percuma. Perasaan yang sampai kapan pun tak terbalas, perasaan yang mematikan rasa lain disekeliling saya. Perasaan yang memendekkan pikiran saya bahwa hanya dia saja yang pantas untuk saya.
Padahal dia tak anggap saya adalah yang pantas untuk saya. Tidak seperti saya menganggap dia yang terbaik untuk saya.
Rasanya memang semua sia-sia, dan satu-satunya cara adalah..
Saya harus melupakan dia sebagaiman dia juga melupakan saya.
Bisa kah? Melupakan tapi tidak bermaksud memutuskan persaudaraan. Melupakan hanya sebatas atas apa yang saya rasakan dan segala kenangan yang entah tak terhitung pernah jalankan dalam hdup saya. Hanya itu saja.
Rasanya sudah lelah. Saya tahu, saya memang harus bersabar. Bersabar sampai suatu saat nanti, Allah akan berikan "bukti" untuk saya, apakah saya memang harus "melupakan" dengan sebenar-benarnya atau tidak.
Ada kalanya cinta lama hanya tinggal sejarah. Ada kalanya dia datang dan datang lagi, seperti mimpi dan deja vu yang datang berulang. Dan ada kalanya dia seperti harta karun yang tertimbun dan tetap akan dicari hingga kapanpun.
Ya, saya ingin meminta agar perasaan saya dihentikan terhadapnya. Perasaan yang sia-sia, perasaan yang percuma. Perasaan yang sampai kapan pun tak terbalas, perasaan yang mematikan rasa lain disekeliling saya. Perasaan yang memendekkan pikiran saya bahwa hanya dia saja yang pantas untuk saya.
Padahal dia tak anggap saya adalah yang pantas untuk saya. Tidak seperti saya menganggap dia yang terbaik untuk saya.
Rasanya memang semua sia-sia, dan satu-satunya cara adalah..
Saya harus melupakan dia sebagaiman dia juga melupakan saya.
Bisa kah? Melupakan tapi tidak bermaksud memutuskan persaudaraan. Melupakan hanya sebatas atas apa yang saya rasakan dan segala kenangan yang entah tak terhitung pernah jalankan dalam hdup saya. Hanya itu saja.
Rasanya sudah lelah. Saya tahu, saya memang harus bersabar. Bersabar sampai suatu saat nanti, Allah akan berikan "bukti" untuk saya, apakah saya memang harus "melupakan" dengan sebenar-benarnya atau tidak.
Ada kalanya cinta lama hanya tinggal sejarah. Ada kalanya dia datang dan datang lagi, seperti mimpi dan deja vu yang datang berulang. Dan ada kalanya dia seperti harta karun yang tertimbun dan tetap akan dicari hingga kapanpun.
Saya lelah. Rasanya saya ingin memilih pilihan yang pertama.
Hentikan ya Allah. Harus dengan apalagi saya menghilangkannya kalau bukan dengan bantuanMu?
Saya benci dia, bukan begitu perasaan yang sebenarnya?
Salah, saya benci perasaan saya, yang tak pernah hilang hanya untuk orang seperti dia.
Allah, enam tahun seharusnya menjadi waktu dimana saya bisa melupakan segalanya, bukan? Tapi kenyataannya, sampai sekarang, semuanya tidak pernah lepas dan bahkan sulit dilepas dalam memori saya?
Bisakah kau berikan saya "virus" supaya kenangan itu terdeteksi terkena "virus" tersebut dan saya akan lebih mudah untuk menghapusnya?
Saya sudah menyerah, untuk hal ini..
***
Majubomyeo nanudeon yaegideul
uridulman aratdeon yaegideul
jiulsueomnabwa beorilsuneomnabwa
itjimotanabwa
oraenmane dulleobon georideul
gireul jinalttaemyeon johahaetdeon gieogi
jakku tteoollaseo balgireul meomchunda
hancham jinaseo na jigeumyeogi wasseo
geuttaega geuriwoseo moreunche sarado saenggangnadeora
geureon neoraseo jakkunune barphyeoseo
hamkke bonaen sigandeul
chueokdeuldo byeolcheoreom ssodajineunde
neon eotteoni
haengbokhaeman boineun saramdeul
naman honja oeroi nameun geotmangataseo
anin cheokhaebwado nisaenggaginanda
hanchamjinaseo na jigeumyeogi wasseo
geuttaega geuriwoseo moreunche sarado saenggangnadeora
geureon neoraseo jakkunune barphyeoseo
hamkke bonaen sigandeul
chueokdeuldo byeolcheoreom ssodajineunde nunmurina
yeogiseoneol gidarimyeon bolsuisseulkka
geuttaenmalhaejulsuisseulkka ireonnae maeumeul
bogosipeoseo deobogosipeojyeoseo
geureon naraseo nan neobakke mollaseo
neoeobsisaldaboni modeunge huhoero gadeukhadeora
nigaeobseoseo heojeonhange deo manhaseo
oneuldo balgeoreumeun ijariga geuriwo gajimotago bulleobonda
gireul jinalttaemyeon johahaetdeon gieogi
jakku tteoollaseo balgireul meomchunda
hancham jinaseo na jigeumyeogi wasseo
geuttaega geuriwoseo moreunche sarado saenggangnadeora
geureon neoraseo jakkunune barphyeoseo
hamkke bonaen sigandeul
chueokdeuldo byeolcheoreom ssodajineunde
neon eotteoni
haengbokhaeman boineun saramdeul
naman honja oeroi nameun geotmangataseo
anin cheokhaebwado nisaenggaginanda
hanchamjinaseo na jigeumyeogi wasseo
geuttaega geuriwoseo moreunche sarado saenggangnadeora
geureon neoraseo jakkunune barphyeoseo
hamkke bonaen sigandeul
chueokdeuldo byeolcheoreom ssodajineunde nunmurina
yeogiseoneol gidarimyeon bolsuisseulkka
geuttaenmalhaejulsuisseulkka ireonnae maeumeul
bogosipeoseo deobogosipeojyeoseo
geureon naraseo nan neobakke mollaseo
neoeobsisaldaboni modeunge huhoero gadeukhadeora
nigaeobseoseo heojeonhange deo manhaseo
oneuldo balgeoreumeun ijariga geuriwo gajimotago bulleobonda
Ost. Rooftop Prince - After A Long Time Has Passed
***
***
[Indonesian translation:. http://haerajjang.wordpress.com]
Saat bertemu kita berbagi cerita, cerita dimana hanya kita berdua yang tahu
Sepertinya aku tak dapat menghapus, membuang, dan melupakannya
Aku mengedarkan pandangan ke jalan cukup lama
Kenangan yang kusukai saat melewati jalan ini
terus menerus muncul sehingga menghentikan langkah kakiku
Setelah sekian lama hingga saat aku datang kemari saat ini
Aku merindukan masa itu, hingga tanpa sadar aku memikirkan kehidupan saat itu
Karena dirimu yang terus menerus melangkah di mataku
Kenangan saat-saat menghabiskan waktu bersama seperti bintang bertaburan, namun
bagaimana dengan dirimu?
Orang-orang terlihat bahagia
Hanya aku yang sepertinya dibiarkan sendiri, kesepian
Tak ada kepura-puraan, aku memikirkanmu
Setelah sekian lama hingga saat aku datang kemari saat ini
Aku merindukan masa itu, hingga tanpa sadar aku memikirkan kehidupan saat itu
Karena dirimu yang terus menerus melangkah di mataku
Kenangan saat-saat menghabiskan waktu bersama seperti bintang bertaburan, namun
aku menangis
Dapatkah kau melihatku saat aku menantimu di sini?
Dapatkah nantinya aku menyatakan perasaanku?
Aku merindukanmu, bahkan lebih merindukanmu
Karena dirimu, aku hanya tahu tentang dirimu
Kehidupan tanpamu, semua penuh dengan penyesalan
Tanpa dirimu, aku merasakan banyak kehampaan
Hari inipun langkah kakiku merindukan tempat ini, tak dapat beranjak dan memanggilmu
***
Saya terhenyak.
Ya, lagu ini benar seperti apa yang saya rasa..
Tak ada kepura-puraan, aku memikirkanmu
Setelah sekian lama hingga saat aku datang kemari saat ini
Aku merindukan masa itu, hingga tanpa sadar aku memikirkan kehidupan saat itu
Karena dirimu yang terus menerus melangkah di mataku
Kenangan saat-saat menghabiskan waktu bersama seperti bintang bertaburan, namun
aku menangis
Dapatkah kau melihatku saat aku menantimu di sini?
Dapatkah nantinya aku menyatakan perasaanku?
Aku merindukanmu, bahkan lebih merindukanmu
Karena dirimu, aku hanya tahu tentang dirimu
Kehidupan tanpamu, semua penuh dengan penyesalan
Tanpa dirimu, aku merasakan banyak kehampaan
Hari inipun langkah kakiku merindukan tempat ini, tak dapat beranjak dan memanggilmu
***
Saya terhenyak.
Ya, lagu ini benar seperti apa yang saya rasa..
No comments:
Post a Comment