Friday, February 12, 2010

Aku Cinta?

Aku duduk termenung dalam diam yang tak berujung. Sedikit demi sedikit terasa semilir angin sejuk merasuk tiap sudut-sudut hatiku. Kulirik jam tangan dan kutatap lekat-lekat angka demi angka yang tertera disana. Sejenak aku berpikir, mungkinkah segala kebenaran dan kenyataan akan terbuka? Bulan mulai memunculkan dirinya bergabung dengan langit malam yang kelam.

Sayup-sayup suara binatang malam pun terdengar merintih, seakan mengetahui keadaan hatiku yang tak kunjung reda dalam sendu. Pikiranku kini menjerit, "Sampai kapan kau mau menyakiti dirimu sendiri? Tak sadarkah kau bahwa sedikit demi sedikit hidupmu telah kau hancurkan hanya karna orang seperti dia!"

Aku hanya tersenyum lirih dan tetap diam sembari terus melihat jarum jam yang terus berputar dan seketika membuatku bosan. Kularikan pandanganku ke arah bintang-bintang yang mulai muncul di latar belakang langit gelap. Sampai kapan aku harus menunggu? batinku. Di luar sana tak ada seorang pun yang menampakkan dirinya, hanya suara-suara mengalun merdu yang terukir lewat untaian kalimat-kalimat Allah yang begitu indah mempesona. Mungkin sebentar lagi, cobaku membesarkan diri.

Dudukku mulai gelisah tak menentu. Pikiranku menjerit kembali, "Cinta tak semestinya begini. Kau biarkan hatimu terus terbuka untuknya meskipun kau tahu sedikitpun hatinya tak menoleh pada hatimu." Toh aku masih mampu bertahan untuk ini.

Tahu apa dia? Toh selama ini hatiku pun tak menjerit seperti yang dikatakan oleh mereka. Toh hatiku pun menganggap hal ini biasa-biasa saja. Seakan tahu aku sedang membantin, daun-daun bergumam lembut, bergerak terhempas angin semilir. "Kami pun tahu, tapi kami sayang padamu.." Singkat, tapi aku tak tahu maksudnya apa.

Sampai saat ini pun dia tak kunjung datang. Sedikit demi sedikit hati ku mulai goyah. Apa yang mereka katakan itu benar adanya? Tapi, tidak. Hatiku percaya bahwa setiap cinta itu memang butuh pengorbanan. Hatiku memberanikan diri untuk berkata, "Aku percaya dia akan datang dan akan membawamu pada kebahagiaan. Semua yang tersiar dari kabar-kabar tak mengenakkan hatimu, dusta belaka. Dia percaya kamu dan kamu percaya dia."

Bintang menyela, "Kau pikir dengan hanya percaya semua akan selesai adanya? Ketahuilah, hati seorang manusia pandai menipu.. Sepertimu.."

Hatiku seakan ditampar, Apa aku pernah menipu perasaanku sendiri? Aku menggeleng kepalaku. Tidak. Sedikitpun tak pernah terlintas untuk menipu perasaanku sendiri. Hati ku masih tetap tenang, "Kau tak tahu apa-apa tentangku.." Dan tiba-tiba dia muncul. Seseorang yang amat ku sayang, tak dusta sedikitpun. Hatiku tersenyum dan berbisik, "Kau percaya? Hati tak pernah bohong..."

Semua hilang sudah. Ya. Hati memang tak pernah mengelabui diriku. Aku mencintainya.

No comments: