Yohaaaa,,
Gue ingin bikin bahasan baru, tentang film-film ataupun drama yang kayaknya bagus banget (entah buat gue doang atau emang semua juga setuju kalau film itu bagus) dan layak sekali untuk ditonton dibandingin sinetron Indonesia. HAHA.
Hmmm, bukannya gue ga cinta produk dalam negeri, tapi berhubung jalan ceritanya yeaaah bisa dibilang kurang mutu, jadi gue lebih memilih nonton film atau drama yang jelas lebih bermutu meskipun buatan luar negeri.
Yaaaah, semoga aja para produser dan sutradara film-film atau sinetron bisa mengambil hikmahnya dari prilaku gue (kayaknya mereka juga ga kenal gue deh. HAHAHA).
Berhubung ini bahasan baru, dan film yang pertama ingin saya bahas karena keren banget buat ditonton itu adalah Miracle in Cell No. 7. Check it out!
Saya tahu film ini juga karena pemerannya Park Shin Hye. Dan kalau dari info-info yang gue cari sih, si Park Shin Hye ini jadi salah satu pemeran utamanya. Tapi setelah ditonton, hmm.. Park Shin Hye cuma muncul di awal, tengah, dan akhir film dengan durasi yang yaaaa 5 menitan kali tiap adegan.
Pertama liat adegannya, jeng-jeng-jeng.. Seneng dong yang muncul Park Shin Hye yang meski di awal gue belum ngeh dia itu berakting menjadi apa dan ceritanya kenapa. Park Shin Hye disini berakting menjadi Ye-Sung yang ternyata versi udah gede nya. Dan cerita mulai flashback tentang ayahnya (Lee Yong-Gu).
Agak kecewa karena ternyata lebih banyak mengisahkan tentang flashback waktu dia masih kecil dan ayahnya. Jadi, Park Shin Hye nya emang terbatas munculnya.
Tapi kekecewaan gue berganti jadi, "eh, eh, eh.. kasian banget" atau "apa-apaan sih jahat banget tuh orang" atau "demi apaaaa..ini film" di setiap alur filmnya.
Gue ga mau menjelaskan secara detail sih soalnya nanti ga surprise lagi, cuma secara garis besar gue bisa menggambarkan ceritanya tentang seorang anak kecil namanya Ye-Sung tadi dan ayahnya namanya Lee Yong-Gu yang memiliki disabilitas yang bertindak kayak anak kecil. Tapi ayahnya ini super duper sayang banget sama anaknya dan anaknya pun juga demikian. Anaknya suka banget sama kartun Sailormoon dan ingin banget ayahnya beliin tas Sailormoon yang dijual terbatas.
Dan karena suatu hal (sengaja gue nggak ceritain biar penasaran), ayahnya kena kasus dan dituduh membunuh seorang anak kecil sekaligus sebagai pelaku kekerasan seksual itu anak. Padahal yaaa, orang kayak gitu bisa apa sih ngebunuh orang.
Nggak ada polisi yang percaya kalau dia sebenarnya justru ingin nolong anak itu. Dan dia dipenjara, dimasukin ke sel no 7 dengan orang-orang lain yang awalnya terlihat jahat padahal sebenarnya baiiiik banget sama dia.
Justru teman-teman di dalam sel nya itu yang memperjuangkan si Yong-Gu buat ketemu anaknya, Ye-Sung, bahkan mempercayai kalau Yong-Gu ini jelas nggak bersalah.
Sampai akhirnya, pimpinan polisi bagian nya penjara nya dia juga percaya kalau dia ga bersalah dan mengajukan suatu permohonan untuk megadakan pengadilan ulang ke pimpinan kepolisian lain (gue nggak paham dia ini pimpinan kepolisian apa) yang ternyata...cari tau aja lah sendiri dan terjadi suatu hal yang buat gue rasanya pengen tabok si pimpinan kepolisian yg ga jelas itu.
Dan Yong-Gu tetap dianggap bersalah bahkan dihukum mati tepat dihari ketika anaknya berulang tahun.
Waw. Dan Park Shin Hye yang berperan jadi Ye-Sung yang udah gede, berjuang mati-matian meskipun ayahnya udah ga ada karena hukuman mati untuk (kayaknya sih) membebaskan "title" ayahnya yang sebagai pembunuh.
Demi apapun, awalnya gue ngincer ini film karena Park Shin Hye, tapi setelah nonton, yaaa nggak bisa bohong kalau gue nangis juga.
Apalagi pas adegan anaknya ulang tahun dan dikasih hadiah sama ayahnya dan teman-teman ayahnya yang satu sel, Ye-Sung kecil ngucapin hal yang paling hebat dilakuin seorang anak ke ayahnya. Seriously!
Dia cuma ngucapin hal yang sederhana kok, "Terima kasih ayah. Sudah mau menjadi ayah untuk saya selama ini."
Dan ayahnya pun yang bisa dibilang punya keterbatasan mental, juga membalas, "Terima kasih Ye-Sung. Sudah mau menjadi anak perempuanku selama ini."
Dan setelah itu beberapa jam sebelum hukuman mati dilakuin, pas perpisahan sama anaknya, ayahnya itu teriak dengan kata-kata, "Aku tau aku bersalah. Tapi aku mohon, tolong saya," berulang kali.
Seriously. Nggak bisa gue buat nggak nangis. Apa gue nya aja yang lebay? HAHAHA.
#rubbish
Disini gue belajar banget tentang seorang anak yang nggak pernah malu punya ayah yang bahkan memiliki disabilitas dan dituduh jadi penjahat. Seorang anak yang tetap percaya sama ayahnya kalau ayahnya itu bukanlah orang jahat. Seorang anak yang tetap memperjuangkan kalau ayahnya itu benar bahkan sampai ayahnya udah nggak ada.
Coba kalau sinetron Indonesia? Yang ada malu kali punya ayah tapi disabilitas begitu. -_-
So, silahkan ditonton. Silahkan dicari link nya. Sengaja saya nggak bagi link karena saya pikir itu hak dari website-website penyedia film dengan subtitle dan saya mau menghargai mereka dengan membiarkan anda-anda mendownload filmnya dari website mereka.
Nggak bakal nyesel nonton ini!
Ciaoo!
No comments:
Post a Comment