Aku terpekur sejenak menatap wajah Arina tersenyum sumringah. Jarang-jarang aku bisa melihatnya sebahagia ini. “Rasa-rasanya ada yang sedang berbahagia hari ini,” ucapku sok tahu. “Memang. Entah mengapa aku merasa Tuhan medekatkan aku lagi padanya. “ “Siapa?” tanyaku ingin tahu. “Fikri, kau masih ingat bukan?” ucapnya dengan mata yang berseri-seri.
Siapa yang tak mengingatnya? Bahkan dulu, Arina dan Fikri memang dikabarkan dekat ketika menginjak bangku SMP. “Aneh rasanya, sudah lama aku tak pernah berhubungan komunikasi dengannya, dan kau tahu juga bukan? Bahwa akhir-akhir ini justru aku sedang sibuk-sibuknya kuliah dan lain-lain. Tapi Tuhan mengirimkan mimpi tentangnya kembali dan kau harus tahu, kemarin dia mengirimkan message di Facebook ku dan menanyakan nomor HP ku. Bukankah itu sebuah kebetulan yang sangat kebetulan?”
Cukup menarik kejadiannya, setidaknya itu menurutku. Ya, aku dan Arina sudah berteman sejak SD dan aku pun tahu saat ini memang dia hampir tidak pernah berhubungan lagi dengan Desta. Dan entah mengapa Tuhan mengirimkan kesempatan seperti itu.
***
“Ya Tuhan, sepertinya kamu memang berubah,” ujarku saat melihatnya sibuk mengirim pesan singkat di HP nya. Pasti Fikri, tak salah lagi. Sejak cerita kejadiannya yang mengesankan itu, kontan sudah hari-harinya dipenuhi dengan kembalinya Fikri dalam hidupnya. Apakah sekedar mengulang kenangan yang sudah pernah dirasakan ataukah hanya sekedar? Ah, aku tak mau mengambil spekulasi mengenainya. Setidaknya, sahabatku tetap merasakan bahagia bukannya kesedihan.
***
From: You
To : Fikri Putra Anggara
When : November 14, 2010 at 10.27 pm
Message:
Ini salah, maaf ini salahku. Entah mengapa hal ini pun terjadi padaku. Tuhan mungkin punya rencana lain mengenai kejadian seperti ini, tapi rasanya, kau tahu? Aku jadi sering memikirkanmu. Entah mengenai masa-masa yang lalu bahkan sekarang pun rasa kejanggalanku berubah seketika menjadi rindu. Rindu bertemu dirimu yang memang sudah lama tak pernah aku jumpa. Maaf jika hal ini mengganggumu, karena akupun bingung, slide-slide gambaran kenangan bersamamu muncul secara tiba-tiba tanpa kuminta dan terbawa hingga kini. Maaf jika kau tak menginginkannya
***
From : Fikri Putra Anggara
To : You
When : November 15, 2010 at 09.43 am
Tidak apa-apa. Kamu lucu. Banyak-banyak baca Al-Qur’an sama shalat ya. Mudah-mudahan pikiranmu bisa jernih kembali. :)
***
Setidaknya itu jawaban yang diberikan Fikri pada Arina atas kejujuran yang dilontarkan Arina padanya. Rindu memang terkadang aneh. Fikri jelas-jelas tidak mengharapkan lebih lanjut hubungan ini begitu juga dengan sahabatku. Setidaknya saat ini senyum Arina masih dapat kulihat dan…Hei? Kurasa senyum kali ini senyum kebebasan…
No comments:
Post a Comment