Friday, April 27, 2012

Sekarang itu Era nya Kegalauan dan Kelabilan Manusia

Emang yang namanya cinta itu nggak pernah ada habisnya. Dari lagu-lagu zaman sekarang yang nggak cuma dinyanyiin sama cewek-cewek centil dan di imut-imutin, atau para cowok-cowok dengan pasang muka sok innocent nya ditambah dengan gaya stylish bak pesohor di negara tetangga.

Tetangganya negara Jepang sebenernya.

Atau band-band dengan lirik lagu yang terkesan pengen romantis tapi entah mengapa hanya orang-orang tertentu saja yang menyukainya.

Tidak termasuk saya.
PASTI banget itu.

Bahkan sekarang pun bocah-bocah cilik yang sepertinya belum punya dosa pun udah membawakan lagu bermodalkan cinta bareng geng-geng nya.

Sebegitunya kah? Kayaknya zaman sekarang emang berubah drastis deh. Mungkin kalo zaman ini dijadiin sebagai bagian dari bab masa-masa sejarah di buku sejarah waktu SMP-SMA, bisa kali ya masuk jadi era-kegalauan dan kelabilan.
Dimana ditandai sama manusia pada zaman ini dipenuhi dengan berbagai kegiatan yang justru menimbulkan semakin tingginya tingkat kegalauan dan kelabilan yang berampak pada perubahan peradaban dunia.
Let's see? Nggak jauh beda kan sama zaman megalitikum? Zamannya orang-orang udah bisa nyari makan sendiri, udah menetap, bisa buat perkakas dari logam, pokoknya ada peradaban baru waktu itu. Nggak jauh beda kan?

Ini toh peradabannya berbeda.

#nggak, bercanda gue. Sebelum dicerocosin sama guru sejarah#

Balik lagi deh, maksdu gue yeeeh semua orang sekarang kayaknya demen banget membahas permasalahan hati. Dulu kayaknya gue ngeliat kakak gue pas masih berumur sama kayak gue, nggak peduli amat sama aneka macam hal-hal yang berbau masalah hati.
Eh sekarang (bukan gue), denger lagu dikit aja yang istilahnya lagi pas banget sama suasana hati, bawaannya ikutan berbunga-bunga kalo hatinya lagi seneng. Atau bahkan bisa meler tuh air mata berasa meresapi banget kata-katanya.

*sorrii del, air mata tuh menetes bukan meler. Meler mah ingus*

Oke, oke. Tapi gue doyan aja menggunakan kata meler tidak hanya untuk kosakata "ingus" semata.
Ada masalah sama alasan gue?
Buat gue sih nggak, tapi mungkin buat para pemerhati bahasa bakalan ngekek dan menganggap gue makhluk gak penting dengan kekurangan kosakata ditambah nggak pinter sama sekali.

Tapi, gue sih masih menganggap gue ini lebih pintar dibanding siapapun. Terserah orang mau sepintar apa, dalam hidup gue yang paling pintar itu tetep gue.

Kayaknya sih nggak nyambung.
Oke balik lagi.

Yaa, begitulah perbedaan manusia zaman sekarang dengan manusia zaman dulu. Kalau dulu sekalinya nulis puisi mah bener-bener makna. Kalaupun romantis, yaa romantisnya nggak maksa. Tapi kalo sekarang? Yeeeaaahh, isinya mah galau semua.

#Sekali lagi bukan gue#

Kalau zaman dulu mah ya, cewek bisa genit pas emang zaman-zamannya puber dan emang begitu adanya. Tapi sekarang mah atuh ya, berlebihan banget. Sekarang, status anak-anak SMP Labil udah berasa kayak bak pujangga ngalahin sekalibernya Kahlil Gibran tapi tetep aja nggak berhasil. Atau berteriak-teriak nggak jelas dengan tingkah yang setingkat agak (duh nggak enak gue ngomongnya) yang pokoknya mah kalo ketemu sama idolanya mah ya biasa aja gitu. Kalo emang ngefans banget nggak sampe,
"SMAAAAASSSHHHH TOUUUUUCCCCHHHHH MEEEEE!!!!"
atau
"CHERRYBELLLLL, AAAAAAAAAAAAAAA...CHIBIIIIIIIIIIII....LOVE YOOOOOOUUUUUUU!!!!!" terus pasang gaya daun bunga matahari.

Bunga matahari di games plant vs zombie maksud gue.

Atau ngobrolin cowok gebetan dengan cara freak macem kayak gini,
orang 1 : "AAAAAAAAAAA...DIA SMS GUEEEE!!! DIA SMS GUEEEE!!!"
orang 2 : "APAAAA? DIA BALES APAAAAA?"
orang 1 : "BENTAR-BENTAR. EH, DIA BILANG LAGI DI RUMAHNYA SI XXXXXX!!!"
orang 2 : "EH DIA BALES SMS GUE JUGAAAAAA!!!!"
orang 1 : "APA BALESANNNYAAA???"
orang 2 : "KAYAKNYA DIA CUMA FORWARD SMS BUAT LO KE GUE. SOALNYA SAMA KATA-KATANYA!!!"
orang 1 : "COBA, COBA, COBA SMS LAGIIIIIIII..."
orang 2 : "YUK, LO BALES APA?"
Yeahhh.. kenapa gue kasih huruf kapital? KARENA DIA NGOMONG NYA DI BUS, DENGAN SUARA KENCENG NGALAHIN SUARA MESIN BUS MACEM BUS MINIARTA YANG EMANG BIASA GUE NAIKIN, DAN ITU POSISINYA DIA DUDUK PAS DIBELAKANG SOPIR DAN GUE DUDUK DI KURSI PALING BELAKANG!!!!

Yeah, kuping gue masih mampu mendengar dari 20-20000 Hz kok. Jadi, nggak perlu teriak pun gue bisa denger obrolan looooo!!

Betapa berbangganya cowok itu menjadi idola dua cewek sekaligus dan senantiasa di sms-in sama cewek-cewek itu.

#nggak, gue nggak lagi iri#

Tapi begitulah. Sikap dan perilaku manusia jadi berbeda. Banyak orang yang pengen ngebet nikah, tapi nggak sedikit juga yang bentar-bentar pengen ngajak cerai.
*amit-amit..astaghfirullah, jangan sampai itu terjadi padaku ya Allah..*
Cerainya maksud gue.

Nggak sedikit orang-orang yang jadi doyan nonton sinetron dengan efek dan alur cerita bak drama yang nggak ada habisnya. Banyak orang yang doyan nonton film-film luar dan berasa pengen jadi tokoh di film itu yang happy ending dan romantis parah. Atau nggak sedikit orang yang nangis gara-gara nggak cuma dengerin lagu aja, nonton film pun juga zaman sekarang berpengaruh besar banget sama psikis manusia.

Entah rasanya manusia zaman sekarang sensitifitas psikologisnya kadarnya mulai tinggi.

Iri kalo temennya udah punya gandengan, married, atau udah punya anak (Lagi-lagi ini bukan gue kok). Galau kalau nggak ada kabar dari si pujaan hati. Berlebih-lebihan dalam berkata-kata dengan kekasih hati macem ngasih nama panggilan yang layaknya, "Beyb", "Daghling", "Sayang", "Cinta", "Mama-Papa", "Bebep", dan kosakata lainnya yang bahkan nggak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia dan gue jamin nggak bakal keluar di UN atau Ujian Masuk Perguruan bahkan di bagian soal Bahasa Indonesia sekalipun.

Zaman dimana orang-orang bergaya melebihi kapasitas orang pada umumnya. Mengurangi yang lebih, Melebihi yang kurang.
contohnya?
Zaman sekarang mah lebih demen pake baju bolong di belakang, dulu mah baju bolong dibelakang berasa kayak babu.
#haha.. bahan bajunya beda kali del#

Atau zaman sekarang, rambut dengan poni berlebih lebih ngetren dibandingkan dengan zaman rambut di spike atau model tukul layaknya tentara
Untungnya rambut tentara Indonesia masih begitu, nggak kebayang kalo model rambutnya polem melebihi kapasitas pandangan alias nutupin mata bahkan sekalian nutupin muka.

Yah begitulah, ada orang jadian langsung dikomentarin seheboh-hebonya. Tapi sekalinya ada masalah sama cowoknya bak kehilangan harta paling berharga, mewek sampai kasur dan seprai basah semua berasa tembus nggak pakai pelindung.

Atau kalo putus rasanya yang ada galau terus, nyalahin diri sendiri dan bawaannya pengen balikan lagi berharap bakalan happy ending kayak di film-film.

Neng, Kang, gue belajar kalau jodoh itu udah diatur sama tuhan. Gimana caranya aja supaya jodohnya itu emang orang terbaik yang Allah kasih dan memang "She/He is the one and only" dalam perjalanan hidup lo selain orang tua, keluarga, dan teman tentunya.
Meskipun terkadang gue juga masih suka galau.
Tapi gue percaya kok, seseorang pasti bakal nemuin jodohnya suatu saat nanti dan kita nggak akan pernah bisa memprediksi kapan, siapa, dimana nya, tapi kalau berusaha buat nentuin kapan, dimana, siapanya boleh nggak ya?

#Haha, malah nanya#

Galau boleh, malah kata temen gue, galau itu salah satu fase sebelum kita jadi dewasa. Tapi toh segala yang berlebihan, Allah juga nggak suka.
Btw, Allah tau kan ya kosakata "galau", "alay", "labil"..
*pertanyaan ngaco dan nggak penting juga dibaca*

Seperti Rasulullah juga pernah galau kalau ada masalagh, dan kalau galau juga pastinya larinya ke Allah juga minta petunjuk.
Dan toh Allah pasti kasih petunjuk ke Nabi Muhammad buat segala kegalauannya.
Caranya Rasulullah?
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali untuk orang-orang yang khusyuk"

Cuma minta sabar dan perbanyak shalat. Allah pasti nolongin dan menghilangkan kegalauan.

Begitulah zaman sekarang, kalau dulu beginilah nasihat kepada orang yang punya masalah, tapi coba lihat apa yang dilakukan ketika ada kegalauan?
Nyanyi nggak jelas, menangis nggak karuan, bengong berlebihan, nyengir-nyengir nggak jelas.
Beda.

Tapi nggak ada salahnya kan kalo ngajak, "hei..ada yang lebih ampuh lho kalau lagi galau".
atau "heiii, ada yang lebih bermanfaat lho kalo lagi seneng".
Supaya bener-bener inget dikala apapun kalo semuanya, yaaa SEMUANYA juga akibat dikasih sama Allah.

Termasuk segala sesuatu tentang hati manusia.

Yeeeaaah, rasanya bener-bener deh, mau masukin era kegalauan dan kelabilan jadi salah satu waktu/masa dalam sejarah peradaban dunia. Asaljangan sampe aja nih nama era digunain jadi nama kabinet pemerintahan. Kan gelo aja kalo ditanyain, "apa nama kabinet pemerintahan tahun xxx-xxx?"
Dan dijawab lantang sama orang-orang dengan sumringah dan teramat senang, "KEGALAUAN DAN KELABILAN"

Freak banget kan?

:p

Saturday, April 21, 2012

Stress nya Google Translate

Tadi nya gue sebel gara-gara adik gue dengan seenaknya menggunakan internet tanpa dosa. Tapi beberapa menit kemudian dia manggil gue dan bilang,
"Uni, sini dah. Kocak parah. Lo pasti ngekek parah."

Gue mikir, gimana gue mau ngekek liat dia dengan enak dan sumringahnya pake internet gue dan ngoprek-ngoprek entah nyari apaan. Tapi gue penasaran juga, apa yang bisa bikin gue ngekek, secara biasanya gue yang bikin ngekekan. Kadar humor gue lebih tinggi daripada dia.

Gue liat, dia cuma buka google translate dari bahasa Albania ke bahasa Indonesia. Dia bilang, "Uni, lo ketik kata Otomatis deh."
Gue pikir, emang ada bahasa Albania yang ngerti kata "Otomatis"? Pas gue ketik...

ASLI BEGO PARAH!!!

Translate-an nya, ASIK TERUS SAMPE MATI

Suer kagak bohong.

Gue penasaran kenapa google translate bisa sebego itu, lebih bego daripada gue dalam memahami bahasa. Sebego-begonya gue bahasa Albania, tapi gue paham kalo arti kata OTOMATIS itu bukan ASIK TERUS SAMPE MATI.

Mana kata-katanya tercetak dengan huruf kapital semua dan kata "asyik" nya ditulis dengan kata "ASIK" dan kata "sampai" nya ditulis dengan kata "SAMPE". Gue rasa entah orang betawi mana yang nyasar di Albania. Atau emang si google udah mabok ngarti-in kata sampe hancur seperti itu.

Gak sampai situ, gue malah makin penasaran, sebegitu errornya kah si google? Gue ngasih kesimpulan awal ke adik gue, "TEMEN LO KALI NGE-HACK GOOGLE TRANSLATE PAKE KATA-KATA ITU"
Tapi ternyata gue oprek-oprek ke jenis bahasa lain, dengan mengubah bahasa Albania menjadi bahasa Inggris. Hasilnya? Sama.

Gue rasa emang google nya yang udah capek ngurus bertriliun orang di dunia yang kepo dan nggak tau diri nanyain translate-an mulu tiap waktu.

Gue coba dengerin cara ngomongnya dengan mencet lambang speaker di ujung kotak sebelah kanan yang jadi translate-an nya.

SUMPAH!! NGEKEK PARAH.

Gue rasa kalo gue udah punya penyakit jantung, gue udah die di tempat gara-gara ngekek dan sesak napas. Atau kalau gue punya penyakit epilepsi, mulut gue udah berbusa dan kejang-kejang di lantai.
Tapi asli, sesak napas gue rasain.

Gue rasa, yang ngomong bukan bule. Tapi di sok-sok bule-in. Dan cara ngomongnya kayak lagi mabok tingkat teler. Kayaknya bener-bener have fun banget dia ngomong kata-kata "ASIK TERUS SAMPE MATI" nya itu.

Gak sampai situ, makin penasaranlah gue. Gue cari di google (entah kesalahan atau kepintaran gue dengan mencari jawaban justru di google juga) tentang kepintarannya itu. Yeaah, awalnya sih gue berharap bisa nemuin press release nya dari pihak google kenapa sampai sejongkok itu kemampuan bahasanya.

Tahap pertama, gue sama sekali nggak nemuin web atau apapun itu yang menjelaskan fenomena ini. Yeahh, kesalahan gue juga sih, oarang keyword yang gue tulis macam kayak begini,
"Kenapa kata Otomatis di translate dalam Bahasa Albania ke Indonesia dalam Google Translate menjadi ASIK TERUS SAMPE MATI"
suer, gue nulis ASIK TERUS SAMPE MATI nya juga dengan tulisan pure asli seperti itu dan dengan huruf kapital juga.

Hasilnya. nihil.

Tahap kedua, kata adik gue, coba keywordnya diganti, jadi ASIK TERUS SAMPAI MATI. Adik gue sepertinya mulai tergila-gila dengan kata-kata ini.

Gue nurut lah seumur-umur hidup baru nurut sama dia. Gue ketik keyword begitu, tapi masih nihil. Yang muncul malah judul film ASIK TERUS SAMPE MATI. Itupun gue baru tau kalo ada film dengan judul model begitu.

Gak mau nyerah, tahap ketiga akhirnya gue nulis, Terjemahan Otomatis dalam Google Translate. Baru gue nemuin beberapa blog orang, atau postingan di kaskus tentang hal ini, tapi bukannya menjelaskan kenapa bisa google translate se-error ini, gue malah menemuka fenomena-fenomena lainnya.

Tenyata kebodohan google translate nggak sampai situ.

Ini gue nemu dari blog-blog orang dan nyoba satu per satu. Dari Bahasa Inggris jadi Indonesia

1. Gue ketik kata "orang" hasilnya.. liat aja sendiri
2. Gue ketik "Kuala Lumpur" hasilnya,. lagi-lagi liat aja sendiri
3. Ngetik lagi kata "Gadis"..
4. Ngetik lagi kata "Bandung"..
5. Masih iseng, nyoba ngetik "aku mau sih"
6. Karena hasilnya bikin gue ngekek, gue jadi ketagihan, gue ketik "Johor" dari bahasa Melayu jadi Indonesia
7. Ketagihan lagi, gue ketik "apaan" dari bahasa Inggris jadi Indonesia
8. Masih ngekek, ngetik lagi ah, kata "Justin Bieber". Ga ada artinya, tetap Justin Bieber, tapi pas gue nyoba ganti kata dengan ngeklik kata "Justin" di kotak translate-nya. Gue shock kenapa pilihannya BUNGA CITRA LESTARI? HAHAHAHA
9. Ini lebih ngekek, pas gue ngetik "Taio Cruz nyanyi di fansubs". Hasilnya, Taio Cruz nyanyi di Tasikmalaya. Ngekek dikit sih, tapi pas gue iseng ngeklik lagi kata Taio nya, kenapa pilihannya ANANG atau YUNI SHARA???
Akhirnya gue ganti jadi Yuni Shara nyanyi di Tasikmalaya. Sampai sekarang gue masih nggak habis pikir kenapa kata FANSUBS jadi TASIKMALAYA?? Lebih ngekek lagi  kalo lo denger cara si bule ngomong nya apa.
10. Terakhir gue ngetik pv zk pv pv zk pv zk kz zk pv pv pv zk pv zk zk pzk pzk pvzkpkzvpvzk kkkkkk bsch   dari bahasa Inggris jadi Jerman, dan mencoba mendengar si bule ngomong. Dia nggak ngomong, men. Tapi nge-beat box!!!

Hebat nian si google translate.

Yang ada dipikiran gue, gue sungguh kasihan melihat betapa stress nya google translate saat ini. Atau mungkin ada yang sengaja mengubah dengan meng-hack arti semua itu jadi semaunya? Hahaha.. Tapi, thanks berat udah bikin perut gue mules dan pengin pup langsung di tempat gara-gara utak-atik si google translate.

Buat ibu-ibu jangan biarkan anak kecil anda menggunakan google translate tanpa sepengetahuan anda. Agak sedikit berbahaya dan artinya nggak sesuai. Gak sesuai nya itu kacau pula.
HAHAHA..

Selamat mencoba bagi yang belum mencoba... :p

Sunday, April 1, 2012

Unek-Unek Gembel tentang Kenaikan BBM

Baru kemarin mantengin tivi dan melihat breaking news bapak presiden ngomongin soal BBM.

Nanggepin nggak ya? Gw nggak terlalu ahli sih yaa kalo masalah menganalisis dari segi ekonomi macem kayak apa. Toh pak presiden juga udah mempidatokannya tentang segala macam perekonomian makro dan sebagainya tadi.

Cuma , entah kenapa setiap kali gue ngeliat pak presiden di tv, pasti yang jadi objek penglihatan gue untuk pertama kalinya adalah kantong matanya.
Mungkin beberapa orang masa bodo sama fisiknya, malah banyak yang menghina. Tapi nggak tau kenapa, kalo pemikiran gue berbeda. Gue justru kesian ngeliat beliau.

Udah lumayan kurusan lho si bapak. Cuma kantong matanya itu hampir mau balapan sama kacamatanya.

Suer, ini bukan menghina. Justru simpati.

Beliau capek lho, meskipun banyak yang menganggap beliau nggak becus mimpin negara. Nggak mendukung sebelah pihak dan nggak mau menghina sebelah pihak aja, sekarang gue lagi mau mencoba melihat, "yuk sama-sama peka satu sama lainnya".

That's it.

Yaaa, begitulah betapa menyedihkan tiap kali gue ngeliat si bapak. Hmm, sebegitu-begitunya, gue rasa beliau pasti ada tanggung jawabnya jadi pemimpin, sekecil apapun itu. Tapi entah mengapa banyak banget masyarakat seakan-akan jadi terasa nggak ikhlasnya menganggap beliau pemimpin negara, apalagi hari ini.

Dari tingkah demo anarkis mahasiswa yang menurut gue eerrrrr banget deh (faktor gak suka juga sih sama mahasiswa/masyarakat yang doyan demo). Bukan nggak memperbolehkan, tapiii hmmm bisa kali yaa kalo brainstorming dulu atau boleh lah demo tapiiii tetep ada etikanya.

Yang ini bener-bener nggak ada etika dan berasa jagoan dan berasa apa ya? Nggak mahasiswa. Rasanya nggak pantes aja menyelesaikan masalah dengan emosi berlebihan apalagi dengan kontak fisik sampai anarkis gitu.

Itu sih pendapat gue aja, entah mungkin orang yang nggak sepemikiran sama gue menanggapi kayak apa. Abisnya, rasanya semua kesalahan ditimpa ke presiden mulu sama masyarakat. Padahal, siapa sih yang nganggep gampang ngubah suatu dampak akibat perbuatan dan kebijakan 32 tahun yang berasa ngelotok banget di Indonesia? Utang negara, Korupsi, Kriminalitas, Kebebasan dalam segala hal saking bebasnya jadi berasa nggak punya etika lagi. Nggak gampang lho, dan kenapa masyarakat menuntut mengubah semua yang selama 32 tahun itu selama 5-10 tahun terakhir?
Bukan nggak mungkin, tapi pasti butuh proses. Dan itu bukan hal yang gampang. Butuh bantuan dari semuanya.
*Lagi-lagi nggak bermaksud membela, cuma mau ngajak peka aja*

Yang jadi petinggi-petinggi yang merasa nggak tau diri itu juga bodo amat sama nasib negara ke depannya. Seakan-akan mereka tuh, yang penting gue dapet jabatan, kerja, gaji gede, tunjangan gede, fasilitas mewah, nyaman, dan segala macam kebahagiaan lainnya, sampai mesin fotokopi paling hebat, studi banding yang yeaaahhh banget, dan toilet paling wah buat mereka, tapi nggak sadar kalo mereka juga bisa kepilih karena masyarakat Indonesia.

Gue rasa semuanya udah hilang etika, hilang rasa peduli satu sama lain. Nggak cuma pemerintahnya, Masyarakatnya juga sama. Main nyalahin orang seenaknya, tanpa melihat kondisi orang itu kayak gimana. Tapi giliran kalo sebenarnya masyarakat yang salah, terkadang mereka membela atas nama hak asasi manusia dan serta merta balik menyalahkan.

Apa ya? Coba deh saling ngerti satu sama lainnya. Toh udah gede semua kan? Gue juga yakin, orang-orang Indonesia tuh pinter-pinter, pemerintahnya pinter, masyarakatnya pinter, semuanya pinter-pinter.

Mana yang katanya rakyat Indonesia harus memiliki nilai-nilai Pancasila? Toh, nggak kerasa tuh beradabnya, persatuannya, kerakyataan permusyawaratan, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Semuanya berantakan. Nggak menggurui sih, gue juga yakin kalo diri gue juga sama salahnya.

Cumaaaa ya itu tadi, ayo dong bareng-bareng bantu buat negara ini berubah. Bukan cuma tugas presiden aja, tugas pemerintah, tugas para ahli, dan kawan-kawannya. Tapi semuanya ikut bantu. Bisa kok, kalo semuanya juga ikutan sadar.

Nggak butuh sok merana buat kalian yang masih merasa kurang dalam hidup disini.
Nggak butuh sok suci buat kalian yang merasa paling bener di Indonesia.
Nggak butuh sok pinter buat kalian yang hebat-hebat otaknya.
Nggak butuh berani di awal tapi pengecut diakhir setiap tindakannya.
Nggak butuh berlaga paling berkuasa buat kalian yang emang punya posisi penting di negara ini.
Nggak butuh pinter ngomong doang buat kalian yang nggak bisa menunjukkannya dengan tindakan.
Nggak butuh yang doyan berkritik sok benar tapi padahal dia sendiri pernah ngelakuinnya.

Cuma butuh saling percaya, saling peduli, dan saling peka satu sama lain.

Itu aja. Sederhana tapi lebih berguna daripada yang di atas kan?
Nggak gampang sih, siapa juga yang bilang itu gampang?
Tapi, bukannya kalo sering dilakuin bisa jadi suatu kebiasaan? Dan kebiasaan itu nanti bisa jadi perilaku sendiri.
Yeaahh, nggak maksa sih, setiap orang kan beda-beda yaaa. Mungkin apa yang gue tulis dari awal sampau akhir tadi palingan juga ada yang nggak setuju.


Oh ya, lanjut deh sama soal BBM. Sebelumnya gue kan udah bilang di awal, kalo kalian nyari bagaimana pendapat gue dari sisi ekonomi bahkan teori ekonominya, sayang sekali lo semua nggak bakal menemukan hal itu disini. HAHA.
Tapi mungkin gue bisa menyarankan salah satu alternatif bagaimana caranya supaya BBM nggak naik, meskipun gue yakin ini kontroversi. Pajak buat kendaraan-kendaraan mewah. HAHA.
Pajak lagi-pajak lagi.
Kalo transparasi sih nggak masalah ya? Tapi disini ketransparasian tuh langka banget kayaknya. HAHAHA.
Tapi, balik lagi ke atas cuma butuh saling percaya, saling peduli, dan saling peka satu sama lain.

Gue rasa-rasanya pengen nyalonin salah satu kandidat buat jadi presiden Indonesia deh.
Yeaaah, ibu gue.
HAHA..
Sumpah deh, ibu gue hebat parah. Dengan uang Rp 50.000 bisa menghidupi 3 rumah sekaligus. HAHAHA.
Entah bagaimana caranya, gue juga nggak tahu. Tapi kalo ibu gue jadi presiden bisa kali ya, pengelolaan APBN jadi seminimal mungkin buat ratusan juta jiwa rakyat Indonesia. :p
Dan mungkin kalo ibu gue jadi presidennya, gue juga bakal nyalonin TANTE gue buat jadi menteri Keuangan. Buktinya, bisa tuh dia memanfaatkan uang Rp 50.000 tersebut buat menghidupi 3 rumah sekaligus.

#jangandibaca,tulisaninikacausekali#

Yeah, faktor stress juga mau ujian nih. Tapi gue, sebagai salah satu masyarakat dan rakyat Indonesia yang miris sekali terhadap pekembangan negara gue saat ini, makanya gue buat tulisan kacau kayak gini.

#haha..sampah#

Begitulah saudara-saudara. Hidup memang keras, makanya tolong DILUNAKKAN.

Zzzzztttttt....